Setitik nyawa yang berbicara cinta.

Saat ini aku sedang berada di kantor, mendengarkan sebuah lagu yang dilantunkan oleh Sore dengan judul Sssttt. Lagu yang mampu membuat dada ini berdesir jika teringat seuntai senyummu semalam.
Aku dan kamu, di Rolling Stone sedang menonton Sore malam itu.
Kita memakai kemeja flanel yang sama. Hahaha, ini lucu. Kita tidak pernah merencanakan ini sebelumnya.
Kebetulan yang menyenangkan, pikirku.

Aku memeluk pinggang kurusmu selagi kita menikmati lagu yang dinyanyikan Sore. Mereka menyanyikan lagu itu untuk menghibur kita. Malam yang cukup menyenangkan. Kamu terlihat tampan menggemaskan.
Hahaha, jijik rasanya aku mengakui kalau kamu keren. Sungguh menjijikan. Karena kamu selalu menyebutku Babon. Jahat sekali. Padahal diluar sana banyak lelaki yang memujiku cantik.

Kembali lagi aku teringat sinar matamu ketika tatapan mata kami bertemu. Aku tersenyum, kamu menatap penuh cinta. Selesainya dari Rolling Stone, kita berhenti di Camden Bar & Lounge. Niatku tidak akan meminum segelas beer pun. Namun kamu menggelitikku "minum dong beernya.."
Akhirnya tanganku pun meraba gelas besar itu. Segelas, dua gelas, tiga gelas, hingga gelas ke empat.

Kepalaku serasa berputar. Sebentar lagi kurasa tubuhku akan ambruk. Tapi ini menyenangkan.
Kulihat matamu, tertangkap pandangan kita bertemu dibawah temaramnya sinar lilin dimeja.
Ah, pacarku tampan tapi nyebelin. Kenapa aku bisa sayang sama lelaki kurus seperti kamu?
Rasanya menyebalkan sekali. Tapi aku mencintaimu.

Sudah ah, semakin aku lanjutkan postingan ini, kamu akan semakin besar kepala.
Dasar ceking yang tampan namun menyebalkan!

Comments

Post a Comment

Popular Posts