Please, save me.

Semalam kami berkencan. Ya, akhirnya dia pulang dan menemui hatinya kembali.
Begitu bertemu, aku selalu memperhatikan wajahnya. Karena inilah yang harus aku lakukan.
Mengapa? Agar aku dapat merekam semua tentangmu di otakku.
Melihat tirus wajahmu, alis mu yang tebal, dan kumis tipis mu.
Hei, potongan rambutmu baru, ya? Terlihat tampan.

Lagi-lagi aku kembali memperhatikan dirimu dengan seksama.
Entah kenapa aku sangat menikmati hal ini, mengingat sebentar lagi kamu akan kembali pergi ke Jogja.

Berlama-lama memandang orang yang aku cintai, sepertinya akan menjadi "kegiatan" yang harus aku lakukan secara rutin, hingga tiba saatnya kamu kembali pergi.
Maaf, mataku terlalu binal, ia tak tahan untuk tidak menatap lekat-lekat orang yang dicintainya, selagi raganya masih disini.

Kita berpelukan, lama. Aku pejamkan mata ini, dan otak seraya memutar kembali waktu dimana aku sangat merindukanmu namun dirimu tak ada disisi.
Memelukmu seperti ini menjadi hal langka.
Berapa rindu yang sudah aku lewati tanpa rangkulan pelukmu?
Ah, aku tak mampu menghitungnya.

Dalam pelukmu, air mataku jatuh.
Ternyata hati ini terlalu dimanjakan oleh hangatnya pelukmu hingga aku merasa sedih jika mengingat beberapa hari lagi kamu akan kembali pergi, dan kita akan menuai rindu.

Ah, isak tangisku terdengar olehmu!
Kamu pegang wajahku dan menanyakan mengapa aku menangis.
Sayang, tahukah kamu bahwa hati ini berat sekali rasanya merelakan kamu pergi?
Semua pasangan LDR sepertinya merasakan hal yang sama.
Kalian paham bagaimana perasaanku, kan?

Sambil mengusap air mataku, kamu mendekapku. Kali ini lebih erat.
Sangat erat, hingga aku tak tahan untuk menjatuhkan air mataku kembali.
Tangisanku semakin pecah. Seperti tahu bagaimana cara menenangkanku, kamu daratkan ciuman di bibir.

"Shhhttt.. Sayang, jangan nangis lagi yah. Kan aku pergi buat masa depan kita nanti. Udah ya?"


Masa depan. Andai aku bisa mengintip sedikit, seperti apa rupa masa depan itu?
Aku hanya berdoa, semoga rindu-rindu yang tersiksa ini mendapatkan hasil akhir yang indah, tak ada yang sia-sia. Itu saja cukup.

Untuk kalian yang LDR, boleh beri aku sedikit pelukan hangat?
Aku tahu kalian pasti pernah merasakan ini.

Comments

Post a Comment

Popular Posts